Hati-hati, Malware Agent
Smith Telah Menyamar Jadi WhatsApp
Seiring dengan
perkembangan teknologi yang ditandai dengan munculnya beragam perangkat
utamanyanya dibidang telekomunikasi, selain itu di kembangkan pula beragam
aplikasi yang akan memudahkan kita dalam beraktifitas sehari-hari.
Salah satu aplikasi
yang kini popular adalah aplikasi WhatsApp, dimana pengguna dari aplikasi ini
telah mencapai jutaan pengguna diseluruh dunia.
Namun aplikasi ini
dikabarkan mengalami serangan dari malware jenis baru yang dijuluki sebagai
Agent Smith yang secara diam-diam telah menyamar sebagai aplikasi populer,
seperti aplikasi WhatsApp ini di perangkat smartphone.
Malware
ini mengeksploitasi kerentanan dalam sebuah sistem operasi Android yang akan
secara otomatis mengganti aplikasi yang telah diinstal yakni dengan versi jahat
tanpa disadari oleh pengguna.
Versi
jahat dari aplikasi itu kemudian akan menampilkan iklan palsu guna mendapatkan
keuntungan finansial, meskipun begitu dapat pula digunakan untuk tujuan yang
lebih berbahaya, seperti mencuri data informasi bank pengguna atau bisa pula
memata-matai seseorang melalui kamera ataupun mikrofon.
Para
peneliti yang ada di perusahaan keamanan Check Point, merupakan penemu dari
malware Agent Smith tersebut, nama malware tersebut diambil sesuai dengan
karakter bayangan dari seri film The Matrix. Demikian seperti yang dikutip dari laman Independent,
pada Jumat (12/7/2019).
"Agent
Smith ini menyerang aplikasi yang dipasang pengguna secara diam-diam, sehingga
pengguna Android harus memerangi ancaman seperti itu sendirian," ucap
Jonathan Shimonovich sebagai kepala penelitian deteksi ancaman seluler di Check
Point.
Menyebar ke Sejumlah Negara
Malware Agen Smith ini
dilaporkan telah menyerang pengguna perangkat smartphone di India, dengan
sekitar dua pertiga dari semua perangkat yang terinfeksi yakni terletak di
negara Asia selatan.
Selain
itu juga malware ini pun telah terdeteksi menyerang korban yang berada di
Inggris, AS, dan Australia.
Sekitar
137.000 perangkat Smartphone di Inggris dilaporkan telah terinfeksi malware
Agen Smith, dan dengan lebih dari 300.000 infeksi menyerang di AS.
25 Juta Android Terinfeksi Malware Agent Smith
Ada sekitar 25 juta
perangkat ponsel Android diperkirakan telah terinfeksi oleh malware yang
bernama Agent Smith. Malware ini akan berupaya menggantikan aplikasi yang
diinstal pengguna dengan aplikasi versi jahat yang menayangkan iklan.
Menurut
informasi dari perusahaan keamanan Israel yaitu Check Point, malware Agent
Smith ini disebut-sebut telah menyalahgunakan kelemahan keamanan pada OS
Android, yaitu dengan membuat update ke versi terbaru, dan
juga melakukan penambalan terhadap Android.
Seperti
berita yang dikutip dari laman Forbes, Jumat (12/7/2019),
kebanyakan korban dari malware ini berada di India. Setidaknya ada sekitar 15
juta perangkat Android yang telah terinfeksi. Sementara itu di Amerika Serikat,
ada lebih dari 300 ribu perangkat Android telah terinfeksi, serta sekitar 137
ribu perangkat Android terdampak malware ini berada di Inggris.
Dengan
begitu banyaknya perangkat Android yang telah terinfeksi menjadikan malware Agent
Smith ini sebagai salah satu serangan paling parah terhadap Android.
Sebagai
informasi, untuk diketahui malware ini menyebar melalui toko aplikasi
dari pihak ketiga 9apps.com yang dipunyai oleh Alibaba.
Biasanya
serangan malware dari aplikasi non-Google Play menyasar pada pengguna perangkat
Android yang berada di negara berkembang. Melihat akibat serangan ini banyak
melumpuhkan Android yang ada di AS dan
Inggris, Check Point mengatakan, hacker yang menyebar Agent
Smith ini cukup sukses dalam menjalankan
aksinya.
Bukan
hanya mengganti aplikasi yang terinstal dengan aplikasi lain yang penuh dengan
iklan, bahkan hacker pun dapat melakukan hal yang lebih buruk
lagi.
"Karena
kemampuannya untuk menyembunyikan ikon dari launcher dan juga menyamar sebagai
aplikasi populer yang ada di perangkat, ada kemungkinan malware ini
bisa merusak perangkat milik pengguna," ucap para peneliti di Counter
Point.
Para
peneliti mengatakan, mereka telah memberi peringatan kepada Google dan pada sejumlah
agensi penegak hukum. Akan tetapi, Google belum memberikan komentarnya terhadap
permintaan wawancara.
Bagaimana Serangan Bekerja?
Biasanya,
serangan malware ini bisa terjadi ketika pengguna mengunduh
aplikasi dari pihak ketiga yakni 9apps.com, misalnya mengunduh aplikasi edit
foto, gim, bahkan pada aplikasi tema.
Salah
satunya adalah aplikasi Kiss Game: Touch Her Heart yang diiklankan dengan
karakter tokoh kartun seorang lelaki
mencium perempuan.
Dan
ternyata aplikasi ini secara diam-diam menginstal malware kemudian menyamarkannya
jadi tool update Google yang sah. Tidak adanya ikon yang
muncul untuk aplikasi tersebut di layar menjadikan malware ini
lebih tersembunyi.
Aplikasi
yang resmi, seperti WhatsApp, browser
Opera, dan yang lainnya, kemudian diganti dengan update aplikasi
jahat sehingga akan menayangkan iklan.
Para
peneliti mengatakan, iklan yang ditampilkan memang tidaklah bersifat berbahaya.
Akan tetapi, dalam skala penipuan iklan, tiap klik pada iklan yang disuntikkan maka
akan mengirimkan uang kembali kepada peretas.
Ada
beberapa indikasi bahwa para hacker kini tengah berupaya beralih untuk menarget
ke toko aplikasi Google Play.
Peneliti
Check Point telah menemukan, 11 aplikasi di Google Store yang berisi software peretas
tidak aktif dan kemudian Google telah menurunkan aplikasi tersebut.
Check
Point pun menduga bahwa perusahaan Tiongkok yang bermarkas di Guangzhou telah
mengembangkan malware yang dimaksud. Sementara itu untuk promosinya
dibantu oleh beberapa pihak lain.
Namun
sayangnya, pihak Alibaba sendiri masih belum memberikan respon apapun
terkait malware yang telah muncul di 9apps mereka.
Apa yang Bisa Dilakukan Pengguna?
Menurut Kepala
Analisis dan Respon Siber Check Point yakni Aviran Hazum, menyebutkan agar
pengguna Android harus waspada.
Ia mengatakan,
jika pengguna menemukan iklan di aplikasi tanpa iklan seperti halnya WhatsApp maka
mereka harus segera mengambil langkah.
Pertama,
masuk ke menu Setting Android, kemudian segera buka sesi aplikasi dan
notifikasi.
Selanjutnya
pengguna bisa masuk ke daftar aplikasi dan melihat aplikasi-aplikasi apa saja
yang mencurigakan. Contohnya, aplikasi Google Updater, Google Installer for U,
Google Powers, dan juga Google Installer.
Cara
penting lain nya yang bisa dilakukan pengguna adalah dengan cara menjauhi
proses instal aplikasi selain dari toko aplikasi Google.
0 Response to "Hati-hati, Malware Agent Smith Telah Menyamar Jadi WhatsApp"
Post a Comment