Cerita Awal Mula
Merebaknya Spyware WhatsApp
Berita adanya celah di
whatsapp, yang bisa dieksploitasi oleh sebuah spyware,belum lama ini telah
menyita perhatian pengguna pada pekan ini. Berikut ini awal mulanya berita spyware
itu merebak dikalangan pengguna.
Untuk sekilas mengingat, sebuah spyware dikabarkan telah menyusup masuk ke dalam perangkat ponsel pengguna melalui WhatsApp Call dengan memanfaatkan celah keamanan yang ada pada aplikasi WhatsApp.
Untuk sekilas mengingat, sebuah spyware dikabarkan telah menyusup masuk ke dalam perangkat ponsel pengguna melalui WhatsApp Call dengan memanfaatkan celah keamanan yang ada pada aplikasi WhatsApp.
Baca Juga
- pengertian notifikasi popup di whatsapp dan pengaturannya
- cara jitu merahasiakan nomor telepon pribadi di whatsapp
- cara melihat pesan whatsapp orang lain
Kecanggihan dari spyware
tersebut membuat WhatsApp Call yang tak dijawab penggunanya pun tetap bisa
membuat spyware tersebut menjangkit kedalam perangkat. Dan yang lebih ngerinya
lagi, telepon yang tak terjawab atau missed call itu pun ternyata bisa hilang
sendiri dari daftar log WhatsApp.
Nah, kerentanan keamanan dari WhatsApp dan juga indikasi mengenai eksistensi spyware tersebut pertama kalinya dilaporkan oleh pengguna yaitu seorang pengacara asal Britania Raya -- yang sejauh ini tidak diungkapkan namanya.
Dikutip dari laman Guardian telah menyebutkan, pengacara tersebut sudah merasakan adanya berbagai keanehan-keanehan tertentu sejak beberapa bulan yang lalu. Ia pun kemudian berkonsultasi dengan Citizen Lab, yaitu spesialis siber yang berbasis di University of Toronto.
Nah, kerentanan keamanan dari WhatsApp dan juga indikasi mengenai eksistensi spyware tersebut pertama kalinya dilaporkan oleh pengguna yaitu seorang pengacara asal Britania Raya -- yang sejauh ini tidak diungkapkan namanya.
Dikutip dari laman Guardian telah menyebutkan, pengacara tersebut sudah merasakan adanya berbagai keanehan-keanehan tertentu sejak beberapa bulan yang lalu. Ia pun kemudian berkonsultasi dengan Citizen Lab, yaitu spesialis siber yang berbasis di University of Toronto.
"Dua bulan lalu saya
mulai mendapatkan telepon video WhatsApp pagi-pagi buta, di jam-jam yang tidak
biasa. Saya pun curiga dan menghubungi Citizen Lab," ucap sang pengacara
kepada Guardian.
"Mereka pun langsung mulai melakukan penyelidikan dan mereka pun juga berkoordinasi dengan WhatsApp, yang juga telah melihat aktivitas tidak biasa di sejumlah perangkat ponsel lain," ungkapnya.
Berawal dari situlah kemudian pengacara yang tak disebutkan namanya tersebut dihadapkan pada sebuah nama yaitu Pegasus. Nama tersebut merupakan salah satu spyware paling canggih di dunia, hasil besutan perusahaan asal Israel yang bernama NSO Group.
"Mereka pun langsung mulai melakukan penyelidikan dan mereka pun juga berkoordinasi dengan WhatsApp, yang juga telah melihat aktivitas tidak biasa di sejumlah perangkat ponsel lain," ungkapnya.
Berawal dari situlah kemudian pengacara yang tak disebutkan namanya tersebut dihadapkan pada sebuah nama yaitu Pegasus. Nama tersebut merupakan salah satu spyware paling canggih di dunia, hasil besutan perusahaan asal Israel yang bernama NSO Group.
"Di akhir pekan itu
Citizen Lab berhasil menemukan bahwa ada suatu usaha tertentu yang menarget
ponsel saya, dengan menggunakan Pegasus. Pada Minggu malam Citizen Lab
mengatakan bahwa itu memang sebuah upaya menjadikan saya target," ucapnya.
"Ada pula pemerintahan-pemerintahan yang telah menggunakan teknologi ini seperti di negara Arab Saudi, Meksiko, dan Uni Emirat Arab. Namun menurut saya upaya ini tidak mengatasnamakan pemerintahan," ucap si pengacara.
Lebih lanjut lagi, sang pengacara mengaku tidak tahu persis siapa sosok di balik usaha dalam menyusupkan program jahat mata-mata di dalam ponsel miliknya dengan memanfaatkan celah keamanan di WhatsApp. Di bagian lain, Guardian turut menyebut bahwa pengacara tersebut ternyata turut terlibat dalam sebuah gugatan perdata yang ditujukan kepada Group NSO.
"Ada pula pemerintahan-pemerintahan yang telah menggunakan teknologi ini seperti di negara Arab Saudi, Meksiko, dan Uni Emirat Arab. Namun menurut saya upaya ini tidak mengatasnamakan pemerintahan," ucap si pengacara.
Lebih lanjut lagi, sang pengacara mengaku tidak tahu persis siapa sosok di balik usaha dalam menyusupkan program jahat mata-mata di dalam ponsel miliknya dengan memanfaatkan celah keamanan di WhatsApp. Di bagian lain, Guardian turut menyebut bahwa pengacara tersebut ternyata turut terlibat dalam sebuah gugatan perdata yang ditujukan kepada Group NSO.
"Ini bikin kesal,
tapi tidak begitu mengejutkan. Seseorang kelihatannya sudah putus asa sekali
sehingga menarget seorang pengacara dan menggunakan teknologi yang juga menjadi
subjek utama gugatan hukum tersebut," ucap si pengacara.
Berbagai rangkaian kejadian itulah yang menjadi pemicu merebaknya kisah spyware WhatsApp, yang penggunanya telah mencapai 1,5 miliar orang di dunia. Kini celah keamanan yang memungkinkan spyware itu menyusup telah ditutup oleh pihak WhatsApp. Untuk itulah disarankan pula agar pengguna WhatsApp segera melakukan pembaruan ke versi terbaru.
Berbagai rangkaian kejadian itulah yang menjadi pemicu merebaknya kisah spyware WhatsApp, yang penggunanya telah mencapai 1,5 miliar orang di dunia. Kini celah keamanan yang memungkinkan spyware itu menyusup telah ditutup oleh pihak WhatsApp. Untuk itulah disarankan pula agar pengguna WhatsApp segera melakukan pembaruan ke versi terbaru.
Sumber : detikInet.com
0 Response to "Cerita Awal Mula Merebaknya Spyware WhatsApp"
Post a Comment